Kapasitas produksi adalah kemampuan proses yang dipengaruhi oleh time base untuk menghasilkan output sesuai rencana target. Biasanya penyusunan target produksi berdasarka mingguan (weekly schedule).
Kapasitas produksi adalah penjumlahan antara time base manual dan time base mesin dengan mempertimbangkan time base SDM dan time base proses pada kondisi optimal / konstan. Khusus untuk time base manual dan time base mesin sangat dipengaruhi oleh cycle time.
Dengan demikian definisi lebih spesifik kapasitas produksi adalah cycle time proses mesin dan manual pada standar optimal time base SDM serta time base produk.
Jika cycle time reduction proses mesin maupun proses manual sudah sangat optimal maka untuk mengukur target dan kapasitas produksi agar bertambah akan melirik pada time base lainnya yaitu penambahan time base SDM. Jika time base SDM sudah sangat optimal maka pertimbangan selanjutnya mengevaluasi time base produk apakah time base produk masih bisa dikecilkan lagi.
Sementara kita akan kesampingkan dulu time base produk yaitu time base untuk menghasilkan suatu produk dari awal proses produksi sampai menjadi finish goods dan kita anggap time base produk ini sudah sesuai standar awal pembuatan prototipe saat mempersiapkan produk baru sebelum produksi masal.
Sekilas Tentang Time Base
Time base dihitung dengan satuan jam. Time base setiap jenis produk akan berbeda - beda tergantung proses produk tersebut. Proses manual umumnya lebih lama dibandingkan proses auto mesin sehingga salah satu strategi pencapaian output supaya besar nilainya adalah mendahulukan proses manual.
Time base proses mesin tergantung dari cycle time / speed capacity mesin, besarnya akan berbeda setiap mesin sesuai kemampuan mesin tersebut. Cycle time reduction untuk menambah kapasitas produksi pada time base mesin harus diimbangi dengan kualitas output. Ini menjadi permasalahan berkenaan cycle time harus diseting sedemikian rupa supaya mendapatkan hasil optimal.
Contoh suatu mesin memiliki cycle time 10 detik pcs tertulis dalam spesifikasi mesinnya. Pada kenyataannya untuk mencapai angka maksimal tersebut tidak bisa dicapai karena terlalu cepat sehingga jumlah reject produk tinggi. Pada kondisi ini perlu dilakukan riset yang akan dituangkan menjadi prosedur produksi masal untuk menentukan angka optimal yaitu nilai cycle time optimal tanpa reject produk.
Atau mungkin sebenarnya terdapat kerugian terselubung sehingga cycle time aktual berbeda dengan cycle time spesifikasi mesin.
Time base proses manual merupakan time base paling komplek. Contoh handling material, kerja manual tangan dan proses finishing. Time base ini dipengaruhi dari strategi pengaturan flow proccess dan stabilitas stamina SDM.
Upaya memperbesar nilai time base proses manual contohnya sosialisasi kepada karyawan bagaimana cara menjaga badan saat bekerja malam hari, cara mengatur jam istirahat operator produksi ketika terjadi dead line dan improvement dalam mempercepat proses handling material.
Setiap produk memiliki time base tersendiri yang dapat diukur nilainya saat tahap persiapan produk baru sesuai prosedur produksi masal.
Jika konsisinya time base manual, time base mesin dan time base produk sudah paling optimal maka langkah pengejaran peningkatan kapasitas produksi adalah melalui penambahan time base SDM.
Kapasitas Produksi dan Availability SDM
Sekaranga mari kita lihat hubungannya antara rumus kapasitas produksi dan rumus availability SDM.
- Kapasitas produksi = Time base mesin + Time base manual
- Kapasitas produksi Net = Kapasitas produksi x rasio Time base SDM x rasio time base produk
- Availability SDM (rasio time base SDM) adalah Working hours - Absent
Contoh perhitungan:
Pada suatu pabrik kaca diketahui jumlah SDM yang diperlukan untuk produksi masal order kaca sebanyak 20 orang . Time base produk kaca adalah 24 jam untuk 1000 unit. Sistem kerja pabrik kaca 5 hari kerja tidak ada shift. Berapa output produksi yang tercapai jika saat proses produksi tidak masuk 5 orang pekerja pada hari yang sama?
Jawaban:
Time base produk = 24 jam untuk 1000 unit
Time base SDM = 24 jam x 20 orang = 480 jam
Availability SDM = Time base SDM - Absent = 480 jam - (8 jam x 5 orang) = 440 jam
Kapasitas produksi Net = 24 jam x (440/480) = 22 jam
Maka output yang dihasilkan sebesar( 22 / 24 ) x 1000 = 916 unit kaca dari 1000 unit yang ditargetkan.
Menentukan Jumlah SDM
Sekarang kita balik pertanyaannya dan ini sering muncul saat bos menanyakan "berapa orang buat bikin ini?" Anda jangan menebak - nebak jawabannya karena ini berurusan dengan bos dan menyangkut masalah duit.
Menentukan jumlah SDM yang dibutuhkan dari turunan persamaan rumus kapasitas produksi di atas akan didapatkan rumus berikut.
Rumus:
Availability SDM = (Target Produksi / Kapasitas Produksi) /40 jam kerja
Contoh perhitungan sederhana:
Dalam suatu proses produksi dihasilkan barang jadi 10 set per jam.
Target produksi yang direncanakan PPIC sebesar 40000 set per minggu.
Berapa Availability SDM yang dibutuhkan?
Jawaban:
Availability SDM = (Target Produksi / Kapasitas Produksi) / 40 jam kerja
Availability SDM = (40000 / 10)/40
Availability SDM = 100 orang
Jadi untuk menghasilkan 40000 produk hanya membutuhkan SDM 100 orang. Jika di proses tersebut terdapat lebih dari 100 orang berarti terdapat kelebihan SDM begitu juga sebaliknya jika terdapat kurang dari 100 orang maka sebaiknya segera ditambahkan agar target produksi mingguan tercapai.
Contoh di atas berlaku untuk pola kerja 1 shift saja. Bagaimana jika berjalan pola kerja 3 Shift?
Pada pola kerja 3 shift, kita dapat mengalikan jam kerja di atas menjadi 3 kalinya atau sekitar 120 jam kerja. Maka perhitungannya availability SDM menjadi:
Availability SDM = (40000 / 10)/120
Availability SDM = 34 orang
Penting diperhatikan disini agar pemahaman berkurangnya SDM dengan berubahnya dari pola kerja 1 shift menjadi 3 shift adalah time base SDM tetap sama yang berubah adalah target waktu pencapaian akan lebih cepat 3 kali dari target seminggu. Dalam hal ini waktu yang masih ada tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan target produksi mingguan.
Atau lebih detilnya availability SDM cukup berjumlah 34 orang untuk setiap shift pada pola kerja 3 shift. Tetapi hal ini perlu pengkajian lebih detil terkait jumlah variasi proses produksinya apakah dengan 34 orang dalam 1 shift bisa terpegang semua variasi proses produksi tersebut baik proses mesin maupun proses manual.
Loading posts