Sangat penting melakukan analisa cycle time untuk mendapatkan nilai paling baik terhadap kecepatan proses produk sehingga time base bertambah yang secara langsung dapat meningkatkan target produksi dari sebelumnya karena semakin kecil nilai cycle time didapat akan semakin besar target produksi bisa direncanakan.
Analisa cycle time sering disebut dengan cycle time reduction program sebagai suatu strategi untuk menurunkan waktu melakukan suatu proses guna meningkatkan produktivitas.
Rumus Cycle Time
Cycle time = t / satuan atau
Cycle time = 1 / S
t = time yaitu waktu dalam satuan detik, menit, jam dan seterusnya
Satuan = 1 pcs, 1 batch, 1 unit dan seterusnya
S = Speed proses. Satuan Speed adalah quantity / time
Cycle time merupakan perbandingan terbalik dengan speed proses.
Pada kenyataannya ketika melakukan analisa aktual cycle time di lapangan tidak hanya memantau 1 produk tetapi beberapa produk sebagai sample random sehingga nilai cycle time ini adalah nilai rata-rata setiap produk.
Cycle time = Rata-rata waktu penyelesaian proses setiap produk.
Alat bantu untuk menghitung cycle time di lapangan biasanya menggunakan stop watch.
Dasar perhitungan analisa cycle time ini dapat diaplikasikan tujuan lainnya seperti di Maintenance menggunakan MTTR Mean Time To Repaire yaitu mengukur waktu dalam menyelesaikan 1 perbaikan berulang.
MTTR = t / jumlah perbaikan berulang
Rumus MTTR identik dengan rumus cycle time hanya beda obyek.
Contohnya MTTR perbaikan dan penggantian heater mesin moulding automotive, jenis kerusakan ini biasanya berulang dan dapat dihitung MTTR nya, jika melebihi standar menandakan ada kesalahan entah dari SDM, sparepart maupun kesalahan metode.
Dalam skala lebih besar lagi analisa cycle time diterapkan dengan nama cycle time in business.
Analisa cycle time in business = Production time + Waiting time for Production
Definisi analisa cycle time in business merupakan periode dalam menyelesaikan satu siklus operasi, penyelesaian fungsi, tugas serta pekerjaan mulai dari awal sampai akhir. Waktu siklus ini umumnya akan membedakan total durasi proses dari jangka waktunya.
Target produksi dipengaruhi oleh kapasitas produksinya. Jika ingin menambah target produksi lebih tinggi maka kapasitas produksipun harus diperbesar.
Kapasitas produksi dipengaruhi oleh time base meliputi time base tenaga kerja, time base mesin produksi, time base manual dan time base produk.
Time base tenaga kerja dipengaruhi oleh ketersediaan tenaga kerja dan telah dibahas pada artikel sebelumnya "Hubungan Rumus Kapasitas Produksi dan Rumus Availability SDM".
Time base produk merupakan waktu penyelesaian 1 produk dari awal sampai menjadi finish goods dan telah diketahui besarnya pada saat "Mempersiapkan Produk Baru Sebelum Produksi Masal".
Time base mesin produksi dan time base manual dipengaruhi oleh cycle time dan keduanya merupakan speed proses yang berkejaran dengan speed standarnya.
Bagaimana analisa cycle time bisa menambah time base manual sehingga kapasitas produksi semakin besar dan target produksi menambah?
Proses manual biasanya selalu ada dalam suatu proses produksi keseluruhan seperti handling produk, penataan, pekerjaan servis produk, finishing dan packing dengan dikerjakan oleh tangan manusia. Jika proses manual lambat maka speed juga lambat sehingga cycle time besar.
Sebagai contoh proses finishing menghilangkan sisa lem pada tepian komponen furniture. Speed rata - rata diperoleh dengan menggunakan stop watch sebesar 2 komponen per menit maka analisa perhitungan cycle time pekerjaan manual tersebut
Cycle time = 30 detik / komponen.
Hitungan maksimal kapasitas produksi untuk proses manual dalam 1 hari kerja (8 jam = 28.800 detik) sebesar:
Kapasitas produksi = T / cycle time
= 28.800 detik / (30 detik / komponen)
= 960 output berupa komponen bersih dari lem.
Selanjutnya dilakukan analisa cycle time untuk menurunkan cycle time dengan cara:
- Penambahan thinner untuk mempercepat pembersihan lem
- Ganti kain majun yang memiliki bulu seperti handuk
- Pengawasan lebih ketat
- Memakai conveyor sehingga komponen terus berjalan saat dibersihkan
Selanjutnya mari kita hitung berapa kapasitas produksi per hari setelah adanya perubahan cycle time ini
Kapasitas produksi = 28.800 / (20 detik / komponen)
= 1.440 komponen
Terjadi peningkatan kapasitas dan hasil produksi dari 960 komponen perhari menjadi 1440 komponen per hari yaitu kenaikan output sebesar 50%.
Bayangkan Anda hanya melakukan analisa cycle time dan melakukan cycle time reduction dengan beberapa improvement, output menjadi bertambah 50%. Pertambahan ini menyebabkan PPIC harus meninjau ulang terhadap target produksi karena target produksi sebelumnya sudah terlalu kecil bagi produksi.
Bagaimana analisa cycle time pada time base mesin agar target produksi menambah seperti pekerjaan manual?
Analisa cycle time pada proses mesin dengan mengamati kondisi mesin terlebih dahulu apakah yang dipasang mesin - mesin bekas, mesin yang sudah memiliki umur atau yang dipasang masih tergolong mesin baru.
Mesin bekas dan mesin yang sudah memiliki umur biasanya terjadi penurunan kinerja terutama dari kapasitas proses sudah menurun karena disebabkan ada beberapa bagian dari mesin ini sudah tidak lagi berfungsi.
Analisa cycle time dilakukan dengan maksud mengembalikan cycle time ke kondisi seperti mesin baru memiliki kapasitas proses maksimal sesuai spesifikasi awal mesin.
Contoh : mesin extruder braiding memproduksi radiator hose otomotif sudah berumur 10 tahun saat ini memiliki cycle time 12 detik per pcs radiator hose sedangkan saat awal setelah pembelian baru mampu menghasilkan 8 detik per pcs sesuai spesifikasi mesin.
Analisa cycle time reduction mendapati beberapa bagian mesin dan spare part aus perlu diganti untuk mendapatkan fungsinya kembali. Peran Maintenance sangat menentukan untuk mengembalikan cycle time mesin ini ke kondisi baru dan bisa juga dilakukan melalui cara penerapan pilar TPM ke-5 "Manajemen Awal Peralatan Untuk Mesin Baru dan Mesin Diremajakan".
Sedangkan analisa cycle time pada mesin baru tidak perlu dilakukan karena sudah diketahui berapa standar cycle time dan akan menghasilkan berapa output dalam sehari, seminggu dan seterusnya.
Jika ternyata hasil output tidak sesuai target menandakan sedang ada masalah seperti banyak reject, mesin di pakai Maintenance untuk preventive atau predictive, tidak ada operator, supply bahan sering telat dan masalah dari luar contohnya listrik PLN sering padam.
Loading posts