Panduan Teknis Membuat Gardu Distribusi Daya Listrik

gardu listrik
Artikel ini berisi ulasan panjang dan lengkap tentang panduan teknis membuat gardu distribusi daya listrik berdasarkan disiplin ilmu electric, civil, arsitek dan struktur. Penjelasannya meliputi:

i. Pembangunan Gardu Distribusi

ii. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan sistem kelistrikan Gardu Distribusi:
  • Panel tegangan menengah
  • Transformator
  • Panel tegangan rendah
  • Pengkabelan
  • Pentanahan
iii. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari peralatan dan bahan bantu, balk yang disebutkan maupun tidak didalam spesifikasi/gambar, namun secara teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistem yang benar.

iv. Menyelenggarakan pengujian dan perijinan/pengesahan sistem tersebut oleh instansi yang berwenang.

v. Menyerahkan sistem tersebut dalam keadaan sempurna, siap pakai, aman dan handal kepada Pemberi Tugas.

1. Pembuatan Bangunan Gardu Listrik

1.1 Peraturan, syarat-syarat dan standar yang berlaku :
  • Sebagai peraturan yang bersifat umum, berlaku peraturan umum pemeriksanaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan bangunan di Indonesia (P.U.B.B 1970).
  • Peraturan Beton Bertulang untuk Indonesia (P.B.i 1971).
  • Peraturan-peraturan setempat dan peraturan-peraturan pemerintah lainya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan.
1.2 Peil

Penduga (peil) dari mana diukur, ukuran-ukuran tinggi adalah sisi atas lantai bangunan yang pada gambar ditandai + 0.80. Peil ini ditentukan oleh Pemberi Tugas.

1.3 Pekerjaan Bouwplank

Bouwplank harus kuat, siku dan water pas titik utama harus jelas dan tahan lama selama pelaksanaan. Dipasang 1.5 meter dari as dinding, kecuali apabila keadaan setempat tidak memungkinkan jarak tersebut dapat dikurangi.

1.4 Pekerjaan Tanah

Galian tanah untuk fondasi, lantai dan saluran kabel dikerjakan sampai ukuran-ukuran dalam dan ukuran lebar sesuai dengan gambar, kecuali apabila keadaan setempat memerlukan lain dapat diubah seijin Pemberi Tugas.

Tanah bekas galian yang baik dapat digunakan untuk mengurug bekas galian, setelah pekerjaan pondasi selesai. Galian tanah untuk saluran kabel sesuai dengan gambar yaitu dengan memperhatikan tebal lantai kerja dan pasir urug dibawahnya.

1.5 Pasir Urug

Di dasar galian sebelum pasangan fondasi, lantai dan saluran kabel harus diurug dengan pasir urug masing-masing tebal 10 cm untuk dibawah pondasi, 10 cm dibawah lantai dalam gardu dan 10 cm dibawah saluran kabel.

1.6 Lantai Kerja

Lantai kerja dibawah fondasi dibuat dari adukan PC, kerikil dan pasir dengan campuran K.175 dan tebal minimal 5 cm.

1.7 Pekerjaan Trasram

Trasram dari mulai atas sloof sampai dengan + 0.20 m di atas lantai. Trasram dari pasangan batu bata ½ batu dengan adukan 1PC:2Psr.

1.8 Pekerjaan Dinding

Dinding bangunan dari pasangan batu bata 1/2 batu, dengan adukan 1 PC: 5 Psr dan plesteran tembok 1 PC : 6 Psr. Batu bata yang dipakai ukuran besar dan berkualitas baik.

1.9. Rabat Beton

Rabat beton dibangun disekeliling bangunan, lebarnya disamakan dengan gambar dengan tebal minimal 8 cm. Campuran rabat beton adalah K.175.

1.10 Beton Bertulang

Seluruh pekerjaan beton bertulang seperti sloff, kolom, balok, dan lantai saluran kabel, tebal ukuran seperti pada gambar. Beton tidak boleh dituangkan sebelum papan cetakan (bekisting) dan pemasangan besi-besinya disetujui Pemberi Tugas.

Semen (PC) yang digunakan untuk seluruh pekerjaan adalah semen yang berkualitas baik, tidak berbongkah-bongkah membatu.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus baik, sama sekali tidak berlumpur.

Sebelum pekerjaan beton, Kontraktor diwajibkan membuat segala perhitungan konstruksi beton yang sesuai dengan PBI 1974 dan gambar - gambar untuk diberikan kepada Pemberi Tugas.

Pekerjaan beton bertulang tidak boleh dimulai sebelum Kontraktor menerima kernbali dengan lengkap semua perhitungan dan gambar- gambar yang sudah disetujui Pemberi Tugas. Persetujuan Pemberi Tugas tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas tepat dan kuatnya pekerjaan beton bertulang.

Kontraktor harus mengusahakan agar pekerjaan beton bertulang selama seminggu sesudah selesai dituangkan harus senantiasa dibasahi.

Toleransi pengukuran lurus untuk setiap panjang 30 cm ± 10 mm.

Kontraktor harus mengusahakan agar pembesian sesuai gambar, dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat kesalahan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian maka kontaktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan pada pemberi tugas.

Mutu beton struktur K-225

Toleransi diameter tulangan 0,3 mm

Untuk saluran kabel, pengecoran harus sekaligus dengan lantai, bekisting harus dibuat rata dan siku sehngga waktu dibuka betonan sudah rapi. Bekisting dinding saluran kabel harus dibuat luar dan dalam.

Pengurugan tanah sebelah luar didinding dilakukan setelah beton mengeras.

1.11 Waterproofing

Bagian atas pelat dak termasuk bagian dalam listplank harus diberi lapisan waterproofing. Waterproofing coating harus dilaksanakan sebanyak 3 lapis.

1.12 Plesteran Trasram

Dinding trasram luar dan dalam diplester dengan adukan 1 PC 2 Psr, tebal 2 cm. Trasram dari mulai atas sloof sampai dengan 20 cm di atas lantai (-0.15 cm sampai dengan +0.20 m).

1.13 Plesteran Dinding

Dinding bagian luar dan dalam diplester dengan adukan 1 PC : 6 PS, tebal 2 cm. Plester ini dimulai dari atas trasram sampai dengan plafond

1.14 Pekerjaan Besi

Pintu dari besi plat tebal 3 mm dan besi siku L 50.50.5 diberi schoor seperlunya. Kusen pintu dari besi UNP 6.5 diberi angkur kiri kanan masing-masing 5 buah dan atau 6 buah.

Ventilasi dibuat dari besi plat 3 mm, bagian belakang dipasang kawat kasa 2 mm, ukuran 4 x 4 uap 1" persegi. Kawat kasa ini dijepit dengan plat strip dan dibaut, yang sewaktu-waktu dapat dibuka.

Untuk saluran kabel TM saluran kabel TR dan saluran/dudukan panel TM dan TR yang terbuka harus ditutup dengan plat bordes 5 mm, plat bordes ini ditopang oleh besi UNP 5 dan pingiran saluran kabel dipasang besi siku 50.50.5 yang diangkur ke dinding saluran. Saluruh pekerjaan besi harus dicat anti karat yaitu dengan cat zinkchromate.

1.15 Pipa PVC

Pipa yang digunakan untuk saluran kabel dan talang harus dari jenis pipa PVC kelas AW. Khusus pipa-pipa PVC yang digunakan untuk saluran kabel cadangan, bagian luarnya harus ditutup kap dop dan pipa dengan ukuran sesuai, tanpa dilem.

1.16 Pekerjaan Talang dan Saluran Drainage

Jenis talang adalah dari jenis talang tanam, talang dipasang dari pipa PVC Ø 3" kelas AW. Talang dipasang pada tiap-tiap sudut bangunan (ditanam pada kolom- kolom sudut) masing-masing 2 buah, sehingga seluruhnya berjumlah 8 buah.

Air hujan dari talang disalurkan pada saluran drainage yang dipasang disekeliling rabat bangunan dan dibuang sampai saluran drainage yang berada di jalan umum.

Saluran drainage sekeliling rabat bangunan dibuat dari buis beton ½ Ø 30 cm, sedang saluran air hujan mulai dari bangunan gardu ke saluran drainage jalan umum, menggunakan pipa PVC 6”.

1.17 Laburan dan Cat

Dinding gardu luar dan dalam bangunan dilabur dengan cat tembok sejenis vinilex dan sebelumnya harus dipiamur sampai rata. Dinding luar bagian bawah, yaitu 25 cm di atas rabat beton, dicat dengan flinkote hitam.

Bagian-bagian logam/besi, seperti pintu, kusen-kusen, ventilasi, plat borders dan lain-lain, setelah diberi cat dasar Zinkchroma dicat finishing dengan cat aluminium.

Dinding saluran kabel diberi warna semen. Bagian atas dak, luifel dan bagian dalam listplank diberi "waterproofing coating" 3 lapis.

1.18 Alat-Alat Pengunci

Pintu harus dipasang kunci gembok dengan kualitas baik.

1.19 Pentanahan/Arde

Pentanahan dibuat dari kawat BC (Bare Copper) 70 mm2 dan pipa elektroda pentanahan yang dibuat dari pipa galvanis dia. 1” medium class dengan panjang minimal 6 m, yang berisi kawat BC 70 mm2. Kawat BC 70 mm2 dipasang sekeliling bangunan dan diletakkan dibawah pondasi.

Pentanahan dari kawat BC 70 mm2 ini harus utuh, tidak boleh memakai kawat BC yang disambung.

Bagian-bagian logam yang tidak bertegangan dihubungkan pada terminal terminal pentanahan yang tersedia dengan menggunakan strip/round copper yang dipasang dengan baik menurut ketentuan. Besarannya tahanan pentanahan maximum 2 Ohm.

1.20 Pemasangan Lampu Penerangan

Lampu penerangan dipasang dibagian dalam dan diluar. Diluar dipasang dengan jenis lampu baret LED 14 Watt dan LED tipe E27 16 Watt, 220 V, 50Hz plafond fitting (ceiling rose).

Dibagian dalam dipasang dengan jenis lampu TL-2x16 Watt dan LED tipe E27 16 Watt, 220 V, 50 Hz plafond fitting (ceiling rose).

Lampu luar dan dalam dilayani melalui sakelar serie jenis inbouw yang dipasang dibagian dalam bangunan gardu dekat pintu. Dibagian dalam dipasang pula 1 (satu) buah stop kontak 2 pole, 16 A, 250 V, 50 Hz, jenis in-bouw.

Tinggi pemasangan sakelar 1.50 m, dan stop kontak 0.30 m di atas lantai.

Instalasi penerangan dan stop kontak ini diberi pengaman oleh Mini Circuit Breaker (MCB)- 1 pole 6A yang dipasang pada "box"nya (fuse box).

Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak pada bangunan gardu adalah dari jenis NYM 3x2,5 mm2 yang dipasang didalam pipa PVC Ø ¾”.

1.21 Fault Indicator

Pemasangan lampu fault indicator harus jelas terlihat dari luar, sekeliling lampu diberi cat hitam.

Trafo arus dipasang pada kabel keluar (sel PMT) sesudah kabel disuport, kemudian kabel di indicator ditarik dari trafo arus ke relay yang disupply dari tegangan listrik yang tersedia di rak TR.

2. Panel Tegangan Menengah

Panel Tegangan Menengah harus mengikuti peraturan dan petunjuk yang berlaku di Indonesia dan atau yang berlaku International

Panel hubung bagi harus menggunakan gas SF-6 sebagai media pemutus dan pemadam busur api pada waktu switching.

Panel hubung bagi harus memiliki internal Arc Classification IAC : A-FLR, 16 kA 1 sec sebagai pengaman operator terhadap efek gangguan internal sesuai IEC 62271-200 Appendix A.

Pintu panel harus mempunyai interlock dengan saklar utama dan saklar pembumian. Perlengkapan penguncian harus ada untuk saklar utama dan saklar pembumian

Panel harus memiliki indicator mekanik untuk posisi buka atau tutup pada saklar utama dan pembumian

Tekanan gas SF6 didalam masing – masing unit rumah pole adalah 0,5 bar (500 hPa).

Panel merupakan indoor, metal enclosed, free standing type. Kapasitas hantar arus busbar dan seluruh peralatan switching (LBS) adalah 630 A dengan kapasitas hubung singkat 500 MVA – 1 sec pada tegangan 20 KV.

Kontruksi kubikel panel yang dipergunakan haruslah terbuat dari bahan plat baja setebal minimum 2.2 dengan rangka besi dan diproses anti karat dan dicat bakar warna abu-abu, serta dilengkapi dengan mimin diagram, pane ini hendaknya dilengkapi dengan 2 buah kunci yang sama

Kubikel panel yang harus digunakan harus lah tipe free standing, harus bisa dilayani dari depan, pintu-pintunya dilemgkapi dengan tempat pengangkat

Pengaturan komponen didalam panel hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga tak menyebabkan temperature kerja didalam panel melebihi batas 450 C

Kubikel tersebut dibuat dari plat baja/besi dengan tebal minimum 3 mm dengan rangka dari profil baja/besi, plat dan profil digavanisasi Kubikel dicat bakar warna abu-abu

Spesifikasi Umum
  • Tegangan kerja : 20 kV
  • Nominal Insulation Voltage: 24 kV
  • Rated Insulation Level for 1 min: 50 kV
  • Implused Withstand Voltage: 125 kV
  • Frequency 50 Hz
  • Busbar Normal Current Rating : 800 A
  • Short Cir. Breaking Cap. (peak) : 25 kA
  • Short Circuit Rating 1 Second : 15 kA
  • System Fault Level : 500 MVA
Jenis kubilkel terdiri dari :
a. Kubikel pengaman transformator terdiri dari,
  • 1 set load break switch (LBS) 3 poles, 630 A - 1000 A, 24 kV, manual drive yang dilengkapi minimum.
  • spring loaded auxiliry switch
  • auxiliary switch 4 poles
  • HRC Fuses 20/24 kV, 50 A
  • 1 set earthing manual drive 3 poles, 24 kV, mechanical inter-locked ke LBS dan pintu.
  • 3 set induction type voltage indicator
  • 1 set heating resistor
  • 1 set post insulator dan busbar system
  • shunt trip Coil.
b. Kubikel incoming atau outgoing terdiri dari,
  • 1 set load break switch (LBS) 3 poles, 630 A - 1000 A, 24 kV, manual drive yang dilengkapi minimum
  • spring loaded auxiliary switch
  • auxiliry switch 4 poles
  • 1 set earthing manual drive 3 poles, 24 kV, mechanical inter-locked ke LBS dan pintu.
  • 3 set induction type voltage indicator
  • 1 set heating resistor
  • 1 set post insulator dan busbar system
Load Break Switch (LBS) yang digunakan jenis Air Load Break Switch dengan electrical operating mechanism :
  • Rated Voltage 24 kV
  • Cos phi 0,8
  • Breaking capacity 14 MVA
  • Breaking current 630 A
  • Rated imp. Current 35 KA
  • Rated 25 KA
  • Rated imp. Voltage 125 kV
  • Rated pw. frg withst. 55 kV.
Untuk setiap kubikel dari panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock antara LBS, pintu panel dan earthing switch. LBS akan terbuka bila terjadi beban atau panas yang berlebihan pada transformator.

Setiap kubikel panel TM harus dilengkapi petunjuk kerja dan diagram pengkawatan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas Lapangan/Pengawas PLN sebanyak min. 4 set, dimana 1 set ditempatkan didalam kubikel yang bersangkutan dan 3 set diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas PLN.

Pabrik pembuat harus mengadakan `factory test' seperti:
  • Dielectrict Test
  • Voltage withstand test
  • Sequence Test
Seluruh pengujian tersebut di atas harus dinyatakan didalam sertifikat pabrik.

Setelah terpasang, harus dilakukan pemeriksanaan seperti: Peralatan yang terpasang apakah sesuai dengan yang dimaksud Pemeriksanaan peralatan interlock dan fungsi kerja handelnya Pemeriksanaan kontinuitas rangkaian. Pengujian dengan tegangan.

Harus dilampirkan Laporan Teknis hasil Pengujian dari PLN Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan Laboratorium Listrik yang meliputi:
  • Pemeriksanaan visual
  • Pengukuran dimensi
  • Pengujian clearence
  • Pengukuran tahanan isolasi
  • Pengujian kenaikan temperature
  • Pengujian tekanan impulse 125 kV
  • Pengujian tegangan AC 50 kV/1 menit
  • Pengujian kerja mekanis (50 kali)
  • Pengujian interlock
  • Pengujian tingkat pengaman.
3. Kabel Tegangan Menengah

Kabel tegangan menengah dan perlengkapannya yang akan digunakan harus mengikuti peraturan dan petunjuk yang berlaku di Indonesia dan atau yang berlaku International.

Kabel tegangan menengah (SUTM) harus mempunyai spesifikasi minimum,
  • Jenis kabel: N2XSY
  • Jumlah ukuran kabel: 3 (1 x 150 rnm2) atau 3(1 x 50 mm2)
  • Tegangan kerja ph-ph: 20 kV
  • Frekwensi: 50 hZ
  • Teg. uji AC (3x15 menit): 30 kV
  • Teg. uji 1 menit: 70 kV
  • Teg. Impulse: 125 kV
Kabel tegangan menengah (SKTM) harus mempunyai spesifikasi minirrium,
  • Jenis kabel : NA2XSEYBY
  • Jumlah & ukuran kabel: 3 x 240 rnm2 Rated Voltage Uo/V : 18/30 kV
  • Frekwensi: 50 hZ
  • Rated power short time current : 500 MVA Teg. Impulse: 125 kV
  • Operating Voltage, Maximum Continuous Permissible operating voltage U : 24 kV
MV cable Sealing end/Cable Termination
  • Voltage (phase to phase) 25 kV
  • Impulse 1.2 x 50 Wave 125 kV
  • Corona Extinction voltage level 30 kV
  • Material : Metal Connector screw cable lug
  • Moulded Rubber Cap/Top seal
  • Non-tracking rubber module/Creepage current resistant, silicon rubber sheds.
  • Cable insulation/active pressure
  • Ground Clamp/Lower creepage collector+ Ground eye
  • Moulded stress relief/Cold-flowing stress grading pad
MV. Cable Joint/junction Sleeves
  • System voltage 25 kV
  • Impulse voltage 1.2 x 50 micro sec wave 150 kV
  • Corona Extinction voltage minimum 21.6 kV
  • DC withstand
  • During installation 75 kV
  • After installation 80 kV
  • Material : Cable Armor
  • Core Metallic Tape Screen
  • Compression Connector
  • Core Joint Housing
  • Metal screen Continuity Kit
  • Inner Jacket Restoration Kit
Pengujian dan Pengukuran Kabel.

a. Factory test

Semua kabel yang diajukan harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian dan pengukuran kabel dan pihak pabrik sendiri maupun pihak ketiga yang berwenang untuk pengujian ini.

Khusus untuk kabel produksi lokal, maka setiap kabel yang akan disupply perlu diuji oleh pihak pabrik (quality assurance) dan pengujian yang dilaksanakan oleh pihak PLN/Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan.

b. Pengujian bahan-bahan kabel
  • Pemeriksanaan dimensi
  • Pengujian tegangan tarik dan perpanjangan
  • Pengujian daya tahan retak dalam berbagai temperature
  • Pengujian penyusutan
  • Pengujian kehilangan berat karena penguapan
  • Pengujian perubahan bentuk karena tekanan pada suhu tinggi.
  • Pengujian sifat-sifat kabel pada suhu tinggi.
  • Pengujian stabilitas thermis
  • Pengujian daya tahan terhadap tegangan tinggi
  • Pengukuran tahanan isolasi
  • Pengujian bakar.
c. Pengujian bahan-baku kabel
  • Pemeriksanaan visuil
  • Pengujian tegangan tarik dan perpanjangan
  • Pengujian tahanan jenis (penghantar atau isolasi)
  • Pengukuran melt index
  • Pengujian kadar carbon black
  • Pemeriksanaan berat jenis
  • Pengukuran kehilangan berat karena pemanasan
  • Pengujian kekerasan (hardness)
  • Pengujian perubahan bentukkarena tekanan pada suhu tinggi
  • Pengujian stabilitas thermis
  • Pengujian bakar
  • Pengujian daya tahan terhadap seng
d. Pengujian kabel yang dalam proses
  • Penarikan kawat (drawing)
  • Isolasi (single core insulation)
  • Quadding
  • Drum twinster
e. Pengujian kabel setengah jadi dan kabel jadi, yang meliputi:
  • Pengukuran tahanan hantaran
  • Pengetesan dielektrik
  • Pengukuran loss factor
  • Pengetesan tegangan impulse
  • Pengetesan mekanis
  • Pengetesan perambatan (creep test).
Kabel setelah tiba di site, yaitu sebelum kabel dipasang dan sesudah kabel terpasang, Kontraktor wajib melaksanakan pengetesan dan pengukuran dielektrik insulation test, yaitu dengan Meger & DC-Test (40 kV-15 menit).

Sebelum pemesanan dan pengiriman kabel dan perlengkapannya yang akan digunakan, Pelaksana harus mengajukan katalog/brosur, sertifikat pengujian dan contoh kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.

4. Transformator

Tranformator harus baru dan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat yang menyatakan tanggal pembuatan, pengujian dan pengesahan dari instansi berwenang.

4.1 Jenis Transformator

Transformator dari jenis oil immersed dengan rating sebagai berikut :
  • Standard: IEC 60076
  • Jumlah phasa 3
  • Frekwensi: 50 Hz
  • Kapasitas: 400 kVA
  • Bahan kumparan: CU-CU
  • Pendinginan: Onan
  • Tegangan primer: 20 kV
  • Tegangan sekunder: 400/230 V
  • Tapping voltage: +1-2x2,5%
  • Vector group: Dyn 5
  • Dimensi Trafo 400 KVA: P=1495mm, L=900mm, T=1615mm Karakteristik Listrik
  • Insulation class: 24 kV
  • Basic Impulse voltage: 50/1 kV
  • Test Voltage 1 minute: 125 kV
  • Isolasi: Klas A
Kenaikan Temperatur Transformer
  • Pada winding oil, maks: 65/55 0
  • No load losses, maks: 0,5 %
  • Full load losses, maks: 2.0 %
  • Impedance voltage: 4.0 %
  • Noise level, 3 meter: 52 Db
4.2 Perlengkapan pada transformator minimal terdiri dari,
  • Thermometer dengan kontak ganda
  • DGPT / RIS
  • Roda
  • Lifting eyes
  • Elastimold
4.3 Tanki

Strip tanki (fin type tank) untuk daya trafo sampai dengan 1.600 kVA terbentuk dari Corrugated tank, sehingga tercapai Total Integral Filling yaitu minyak trafo dapat terisi penuh sampai tutup tanki, dimana pemuatan minyak pada saat trafo beroperasi dan diakornodasikan dengan "pernapasan" dari sirip corrugated itu.

Tanki trafo yang digunakan adalah dari jenis "Hermatically Sealed Tank" yang diisi dengan bantalan gas Nitrogen di atas permukaan minyak, yaitu untuk mencegah adanya 'kontak' antara minyak dengan udara luar

Badan tanki termasuk sirip-sirip tanki terbuat dari 'cold roll steel sheet sedangkan tutup atas dan bawah terbuat dari 'mild steel plate' dengan ketebalan-ketebalan tertentu.

Packing/gaskets terbuat dari nitrit-rubber yang tahan temperature tinggi dan tahan minyak yang baik.

Sebelum memasuki proses pengecatan, tanki harus menjalani pengujian kebocoran untuk menjamin tidak terjadinya kebocoran minyak selama trafo dioperasikan.

Khusus pada pre-treatment process, yaitu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan pelat baja yang berupa lapisan minyak dan karat, harus dihilangkan dengan melalui proses "shot-blast, kemudian disusul dengan proses peredaman kedalaman larutan fosfat.

Pada proses pengecatan yaitu setelah proses pre-treatment selesai, dimulai pengecatan dasar (base-coat) dan terakhir dengan proses pengecatan akhir (final-coat). Pengeringan cat dilakukan dengan cara pemanggangan. Cat yang dipilih adalah cat yang tahan cuaca untuk tanki bagian luar dan cat yang tahan korosi dan tahan minyak untuk tanki bagian dalam.

4.4 Pengujian Pabrik

Sebelum dikirimkan, trafo harus menjalani berbagai pengujian rutin sesuai dengan standar-standar yang berlaku, seperti:
  • Turn ratio test
  • Polarity test
  • Copper loss (load loss) test
  • Iron loss (no load loss) test
  • Transformer oil breakdown voltage test
  • Measurement of no load current (exiting current)
  • Measurement of impedance
  • Applied voltage test
  • Induced voltage test
  • Impulse voltage test.
5. Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP) dan panel bagi tegangan rendah

Panel Bagi Tegangan Rendah form 2B harus mengikuti peraturan dan petunjuk yang berlaku di Indonesia dan atau yang berlaku International.

Panel Bagi Tegangan Rendah mempunyai ukuran sesuai dengan kebutuhan, namun mempunyai susunan busbar dan peralatan yang memungkinkan untuk pengembangan/penambahan dikemudian hari. Panel bagi TR dari jenis rak untuk pasangan dalam (indoor type).

Pembuatan panel utama tegangan rendah harus memenuhi form 3B non type test berdasarkan standard IEC 61439 - 2 & 3

Pembuatan panel kapasitor bank harus sesuai dengan standard IEC 60439-2 dan 3 dan memenuhi standard form 2B. Khusus untuk kapasitor bank kapasitas dan jumlah fan harus sesuai dengan desain perancangan

Pembuatan panel penerangan dan daya harus sesuai dengan standard IEC 60439-2 dan 3 dengan memenuhi standard form 2b.

Louvres ventilasi panel harus dibuat dibagian sisi panel atau dibagian belakang panel dan dilengkapi dengan pengaman screen.

Panel utama harus memiliki dasar (base panel) dengan ketinggian 100mm dan dilengkapi lampu penerangan yang di operasikan oleh microswitch.

Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi/pengawas lapangan/manajemen konstruksi. Pintu dari panel – panel tersebut harus dilengkapi dengan master key. KHUSUS KUBIKEL BEBAN KEBAKARAN HARUS DI CAT MERAH.

Nama panel harus jelas, dengan jetinggian 75mm atau disesuaikan dengan ukuran panelnya. Detail nama dan bentuk huruf harus disetujui oleh direksi/pengawas lapangan/manajemen konstruksi.

Panel ini harus sesuai dipergunakan di dalam ruangan (indoor service) pada tengan 400/230 V, 3 phase, 50 Hz dengan system pentanahan tersendiri dan mampu menahan electrical dan mechanical stresses yang ditimbulkan karna gangguan yang ekuivalen dengan minimum 50 kA pada 380 KV selama 3 detik.

Dan outoor type pakai double door dan topi miring dikedua sisi.

Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral (N) dengan kapasitas penuh sesuai dengan kapasitas bus-bar fasa dan pentanahan (G) dengan kapasitas setengah dari kapasitas busbar fasa.

5.1 Spesifikasi Umum Form 2B Tegangan kerja 400/231 V
  • Tebal Plat: 2mm
  • Frequency: 50 Hz
  • Main Busbar Current Rating: 2.000 A Derajat Proteksi: IP. 00
  • Dimensi Panel: 1 Pintu Tinggi=1900mm, Lebar=800mm, Tebal=800mm
Pemesanan/pembuatan panel dapat dilaksanakan setelah shop drawing yang diajukan oleh Pelaksana disetujui oleh Pemberi Tugas Lapangan/ Pengawas PLN.

Panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari pabrik pembuat dan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas Lapangan/Pengawas PLN sebelum dikirim untuk dipasang, pengiriman baru dapat dilakukan bila sertifikat pengujian tersebut telah dinyatakan diterima. Atas biaya Pelaksana, Pemberi Tugas Lapangan/Pengawas PLN diberi kesempatan untuk menyaksikan pembuatan dan pengujian panel.

5,2 Komponen Panel

5.2.1 Busbar/rel penghantar

  • Rel penghantar terbuat dari bahan tembaga murni dengan konduktivitas tinggi (98%)
  • Rel penghantar dipasang horizontal dibagian atas komponen panel (NH-fuse) dan rel pentanahan dipasang terpisah dengan rel penghantar, yaitu dipasang dibagian bawah panel.
  • Rel penghantar dan rel pentanahan harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL, yaitu: Untuk phasa : merah, kuning dan hitam Netral : biru. Pentanahan : kuning-hijau
  • Rel penghantar utama harus mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal 1.5 (satu setengah) kali dari rating Ampere Frame pemutus rangkaian utama.
Rel daya harus terbuat dari bahan tembaga jenis “hard drawn high conductivity” yang memenuhi standard B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150% dari arus beban terpasang.

Ukuran rel daya disesuaikan dengan ukuran yang tertera didalam gambar rencana dan kontraktor wajib untuk memeriksanya kembali apakah sudah tepat sesuai dengan peraturan PUIL 2011.

5.2.2 Pemutus rangkaian beban

Pemutus rangkaian/beban utama, dilaksanakan secara manual, yaitu menggunakan "Load Break Swicth off Load type" 3 pole - 1600 ampere 500 V AC, dengan jenis drive-front atau rotary drive atau dari jenis side drive, yang dilengkpi spring type driving mechanism dan Are Chtes.

Pemutus beban/pemutus arus yang disebabkan oleh over load (beban lebih) hubung singkat dan arus-arus listrik yang salah dan berskala besar dilaksanakan dengan menggunakan HRC-fuse (high Repture Capacity/High Breaking Capacity-fuse) yang mempunyai kelambatan kerja pada arus lebih dan cepat bereaksi (rapidresponse) bila terjadi hubung singkat.

Karakteristiknya disesuaikan untuk thermal characteristic dari kabel.

Breaking capacity lebih besar dari 100 kA pada tegangan 500 V AC atau 400 V DC.

Konstruksi berupa "Quench Ribbon Cartridge Fuse with knife blade contact" yang mempunyai internal losses rendah, instrument temperature rise rendah, tidak terjadi bunga api pada waktu kerja, tidak terpengaruh temperature sekeliling, dapat bekerja selama waktu yang lama pada 20% beban lebih dari bekerja seketika bila terjadi arus salah yang besar.

NH-Fuse ini lengkap dengan dudukannya (Fuse Holder) yang sesuai dengan ukuran (size) dari cartridgenya.

Untuk memudahkan penggantian "cartridge" pada panel type rak ini disediakan fuse-puller (all size) sebanyak 2 buah.

5.2.3 Power meter (PM)

Dipasang dipanel utama tegangan rendah.
  • Aux.Supply : 100 – 400 VAC, 45-66 Hz atau 100 – 250 VDC
  • Tegangan masukan maksimum 690 VAC L-L
  • Arus masukan menggunakan CT/5A
Touch screen KCD graphic display 128x122 pixels dengan pilihan 5 bahasa

4 slot untuk modul ekspansi, dapat menggunakahn modul ekspansi :
  • Komunikasi (RS232, RS485, Ethemet, USB)
  • Digital I/O (4 inputs, 4 static input, 2 inputs & static outputs, atau 2 relay)
  • Analog I/O (2 analog inpus, 2 analog output)
  • memory (data memory + RTC, data memory + RTC + energy Quality)
Pengukuran sekarang, terendah, tertinggi dan rata-rata tegangan, frekuensi, factor daya, dan daya ditambah kebutuhan maksimum untuk pengukuran arus.
  • Pengukuran terhadap tegangan dan arus netral terhadap ground
  • pengukuran gangguan harmonic untuk teganga per fasa atau antar fasa dan arus per fasa sampai orde ke 68
  • dapat melihat cacat gelombang yang ditimbulkan akibat gangguan harmonic
  • graphic bar yang menunjukan hasil pengukuran.
  • dapat melakukahn pengukuran 4 tarif
  • trend graph dari rata-rata tegangan, daya aktif, daya reaktif dan daya semu
  • dapat mengukur lebih dari 590 parameter listrik memiliki standard IEC 61010-1, 61000-6-4, UL 508, dan CSA C22-2-No.14
5.2.4 Current Transformator (CT)

  • splitcore (dipasang dipanel utama dan panel genset serta panel dengan incoming kurang atau sama dengan 800 A)
  • rating arus yang tersedia : 800, 1000, 1200, 1500, 1600, 20000, 2500, 3000, 4000, 5000
  • kelas akurasi : 1 (250 A ) dan 0,5 (sisanya)
  • burden :2.5 – 20 VA
  • Frekuensi : 50/60 Hz
  • Mengikuti standard IEC 60044-1
  • Kelas Insulasi E
5.2.5 Window (Dipasang dipanel dengan incoming maksimal 630 A)
  • rating arus yang tersedia : 50, 75, 100, 150, 200, 200, 250, 300, 400, 500, 600A
  • kelas akurasi : 1 (50, 75, dan 100 A ) dan 0,5 (sisanya)
  • burden :2.5 – 20 VA
  • Frekuensi : 50/60 Hz
  • Mengikuti standard IEC 60044-1
  • Kelas Insulasi E
5.2.6 Relay proteksi digital (RPD)

Untuk incoming PHBUTR baik pada sisi masukan genset maupun PLN harus diberi relay proteksi digital yantg berfungsi sebagai proteksi untuk sisi trafo maupun sisi genset.
  • RPD mempunyai tampilan display LCD
  • memenuhi standard IEC
  • suhu operasi yang di ijinkan -25°C sampai dengan 70°C
  • tegangan kerja 24-250 Vdc
  • dapat memonitor CB untuk perawatan : waktu operasi, waktu charging, supervise trip circuit (power supply, wiring, trip koil), operation counter, dan total kumulatif arus trip.
  • RPD dapat memonitor temperature
  • RPD harus mampu dan memiliki protocol komunikasi
5.2.7 Inverter (Variable Speed Drive)

semua inverter harus bias mengurangi arus –arus harmonic yang dihasilkan oleh motor atau perlatan induksi lain nya.
  • tegangan supplai : 380V/3PH/50Hz/4 wires
  • Frekwensi keluaran : 0.5 sampai dengan 200Hz
  • tipe kendali motor : Kn2 quadratic, sensorless flux vector control, voltage/frequency ratio, energy saving ratio.
  • transient overtouque : transient overtouque : 110% dari arus drive nominal dalam 60 detik.
  • modul komunikasi : Modbusm pfofibus, Ethernet TCP/IP atau setara
  • mempunyai jumlah modul input atau output minimal 8 dan mempunyai inputan logic
  • standard : IEC 60947-2, EMC Class A dan B, UL
  • semua inverter mempunyai jenis sambungan in Line
  • dilengkapi dengan modul komunikasi Modbus/bacnet/lon work dapat disinkronkan dengan pekerjaan BAS.
Komponen –komponen pengaman yang dapat dipakai di antaranya adalah :
  • Air Circuit Breaker (ACB)
  • Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
  • Mini Curcuit Breaker (MCB)
5.2.8 Alat-alat ukur dan lampu indikator

Alat-alat ukur yang digunakan adalah meter-meter besaran listrik dari jenis "moving iron vane" type khusus untuk panel dengan scale sirkular. flush atau semi flush dalam kota tahan getaran.

Ukuran 96 x 96 mm, scale linier dari ketelitian 1 %.

Current transformer (CT) adalah type kering kolas 1/3 (rated- Burden)

Selector swicth untuk monitoring tegangan merupakan heavy-duty swicth-7 potitions.

Lampu-lampu indicator harus sesuai dengan tegangan 220 V dan lampu ini dari jenis berlensa dari bahan hard glass.

6. Kabel Tegangan Rendah

Kabel tegangan rendah harus mempunyai spesifikasi minimum Jenis kabel : NYFGBY, NYY 0.6/1.0 kV Frekwensi : 50 Hz

Sebelum pemesanan dan pengiriman kabel dan perlengkapannya yang akan digunakan, Pelaksana harus mengajukan katalog/brosur, sertifikat pengujian dan contoh kepada Pemberi Tugas Lapangan/Pengawas PLN untuk mendapatkan persetujuan.

Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimum 0,6 kV dan 0,5 kV untuk kabel NYM

Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGbY dan NYY, untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY.

Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lain nya harus dimintakan persetujuan dahulu pada direksi/pengawas lapangan/manajemen konstruksi.

Penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm2.

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2011, Yaitu :
  • Sistem tegangan 230/400 V, 3 fasa : Merah : Fasa R
  • Kuning : Fasa S Hitam : Fasa T Biru : Netral (N)
  • Sistem tegangan 230 V, 1 Fasa : Hitam : Fasa
  • Biri : Netral
  • Kuning/Hijau : Pentanahan
Loading posts
seputarpabrik.com
Semoga bermanfaat
Share WhatsApp

Related Posts